Setelah mendapat bibit berkualitas, selanjutnya
mencari lokasi tepat agar Srirejeki itu bisa tumbuh prima. Bila ada ruang kosong dan sedikit dana,
sebaiknya dibangun rumah plastik.
Tujuannya agar pemberian air terkontrol.
Artinya, tanaman hanya menerima air dari penyiraman. Ditempat terbuka, turunnya hujan sulit dikontrol. Akibatnya pada musim hujan, kelembaban
disekitar tanaman menjadi lembab.
Akibatnya penyakit merajalela.
Tanaman kesayanganpun menjadi sasaran serangan. Di tempat ternaung, kelembaban terkontrol
sehingga mengurangi keberadaan atau akibat serangan penyakit. Selain itu, titik hujan juga bisa membuat
daun merunduk bahkan daun jadi sobek atau patah. Pemakaian jaring peneduh, hanya sekedar
mengurangi intensitas sinar matahari sehingga menjadi teduh. Namun tidak bisa mengurangi terpaan air
hujan. Namun bila keterbatasan dana,
cukup banyak pecinta yang meletakkan koleksi aglao ditempat terbuka. Tanamannya pun tetap tumbuh dengan baik. Tentu saja ada persyaratan yang harus
dipenuhi. Pot mempunyai banyak lubang
agar sirkulasi udara dan air berlangsung lancar. Kalau tidak, koleksi bakal sulit tumbuh prima
karena dihadang penyakit.
Aglaonema Nursery (sumber: Aglaonema Mart) |
Pencahayaan perlu diperhatikan. Aglaonema merupakan tanaman daun yang anti
pada sinar matahari langsung. Kebutuhan
cahaya minim, hanya maksimum 40 %. Bila
lebih, daun akan keriput, pudar, daun terbakar, hingga akhirnya mati. Untuk mengatasi bisa dipakai net untuk
meneduhkan. Biasanya yang tersedia
dipasaran hanya 55 %, 65 % dan 75 %.
Namun dengan naungan seperti itu, pada musim panas, tetap belum
memadai. Sehingga pada umumnya pekebun
memasang 2 rangkap. Ada pula yang memasang net 90 % karena lebih
teduh sehingga tidak harus memasang dobel.
Paranet khusus ini biasanya digunakan oleh petambak udang.
Di areal itu, maka idealnya sinar matahari
berkisar 28°C - 30°C. Bila suhu lebih
dari itu, biasanya diatasi dengan melakukan penyiraman. Idealnya tanaman menerima sinar matahari
secara merata. Bila hanya satu sisi yang
menerima sinar, maka arah tumbuh daun tidak seragam. Daun yang berada atau muncul di bagian yang
kurang cahaya akan tumbuh lebih tinggi ketimbang yang menerima sinar lebih
banyak. Arah daunpun hanya satu arah,
sehingga sosok tanaman tidak kompak.
Kalaupun keterbatasan tempat menjadi penyebab, maka pemilik harus sering
melakukan pemutaran tanaman agar bisa tumbuh kompak. Tinggi naungan 3 -4 m dari permukaan tanah.
Kelembaban diharapkan rendah, atau berkisar 30 % -
60 %. Untuk mendapatkan kelembaban ideal
itu, ada beberapa hobiis yang melengkapi rumah plastik dengan kipas angin. Tujuannya agar sirkulasi udara berjalan
dengan baik. Demikian pula dengan titik
air diudara sehingga kelembaban jadi rendah.
Penyakitpun diharapkan enyah ‘tertiup’.
Namun ternyata, kipas angin yang terus menerus
aktif membuat tanaman dan medianya kekeringan.
Agar tanaman tidak mengalami kekeringan maka dilakukan penyiraman lebih
sering. Kalau kelamaan atau keseringan
menerima udara panas, maka pada pinggir dan ujung daun jadi cokelat.
Media
Setelah mendapatkan bibit dan lokasi atau rumah
yang tepat, pemilik segera mempersiapkan media tanam. Ada
berbagai bahan yang bisa dipilih.
Misalnya sekam bakar, cacahan pakis oven, humus kaliandra, pasir Malang dan coco-peat. Bahan lainpun bisa dipakai, bila lebih mudah
diperoleh. Bahan-bahan itu kemudian
dicampur. Komposisi masing-masing bahan
biasanya dibuat berdasarkan lingkungan.
Bila agak lembab, maka komponen yang bersifat porous dipakai lebih
banyak. Sedangkan bila daerah kering,
ditambahkan bahan yang menyerap air bisa lebih banyak. Salah satu komposisi yang bisa dipakai, yaitu
dengan perbandingan 1:1:1:1:1. Artinya setiap bahan perbandingannya sama.
Namun sebelum mencampur, ada beberapa hal yang
perlu dipersiapkan, terutama untuk bahan kaliandra dan coco-peat. Kedua bahan itu direndam 2 – 4 minggu. Air yang digunakan diberi fungisida, atau
sedikit dolomite. Setelah diaduk, media
direndam. Bila digunakan 2 – 4 minggu
kemudian, bahan itu diangkat lalu dibilas hingga bebas dari fungisida. Setelah ditiriskan, media siap dicampur. Bahan lain bisa langsung dipakai. Tambahkan sedikit zeolit yang membantu porositas. Campuran media itupun siap dipakai.
Pilih wadah atau pot yang seukuran dengan bola
akar. Pemilihan juga didasari oleh sifat
tanaman. Untuk jenis bongsor, gunakan
pot lebih besar karena potensi bola akar yang dihasilkan besar. Contohnya Widuri dan Hot Lady. Sedangkan Legacy atau Lipstick bisa
menggunakan pot kecil karena bola akar juga kecil. Wadah itu kemudian dilubangi agar sirkulasi
air dan udara lancar. Tidak ada patokan
khusus baik jumlah atau ukuran. Pada pot besar, dibuat lubang besar dan
banyak. Bila sebelumnya hanya 3 - 6 buah
lubang, maka perlu dibuat 10 – 15 lubang.
Sebagian didasar pot sebagian didinding pot. Dengan lubang lebih banyak, sehingga meski
sering disiram, tidak akan membahayakan tanaman.
Untuk menanam, pot diisi dengan media hingga
sepertiga bagian. Tidak perlu memasukkan
Styrofoam sebab berpotensi merusak akar saat ditembus. Masukkan batang di media dan timbun. Setelah itu ditimbun lagi hingga 1/3
bagian. Lalu masukkan pupuk slow release
(maksudnya setelah pot terisi 2/3 bagian).
Pupuk ini merupakan sumber hara utama tanaman.
Pemupukan
Meski telah disediakan cadangan hara dari pupuk
lambat urai dan humus kaliandra, tetapi, sebaiknya tanaman tetap diberikan
asupan tambahan. Bisa dipilih pupuk
kimia yang diberikan lewat akar atau daun.
Frekuensi pemberian bisa dilakukan per 2 hari atau per 2 minggu. Dosis pemakaian 2 hari yaitu 1/5 dosis
anjuran. Sedangkan yang diberikan per
2-4 minggu, dosisnya sesuai anjuran.
Sebenarnya bila diberikan per 2 hari, mempunyai resiko
tanaman cepat jenuh. Biasanya ditandai
dengan munculnya tepung-tepung putih dipinggir daun. Bila itu terjadi, sebaiknya daun disemprot
sehingga tepung itu hilang. Sebaiknya
akar juga harus dimanfaatkan menyerap hara dengan memberikan larutan pupuk
lewat tanah dengan mengocor. Gunakan
beberapa pupuk secara bergantian. Selain
pupuk juga diberikan fungisida dan bakterisida.
Contoh larutan Super Thrive + Growmore + Baktosin. Ulangi setiap bulan.
Pada lingkungan kering serangan hama dan penyakit relatif kurang. Namun, ada saja penyakit yang biasa
menyerang, terutama mealy bug dan kutu putih.
Binatang-binatang itu cukup lihai dengan memanfaatkan saluran pelepah
daun untuk bersembunyi. Agar pestisida
yang diberikan efektif, maka kocor racun itu dari atas, dengan demikian,
sela-sela daun juga diisi racun sehingga musuh tanaman itu ‘enyah’.
Penyiraman
Aglaonema sebenarnya tanaman yang suka air. Jadi penyiraman bisa dilakukan pagi – sore
hari, bahkan pada siang bolong pun bisa disiram untuk menurunkan suhu. Selain media dibuat porous, bagian yang
disiram pun hanya daun. Pengguyuran
media atau tanaman dilakukan hanya bila media amat kering. Biasanya dilakukan setiap 5 – 7 hari,
tergantung kondisi media. Biasanya,
pemberian air secara tepat dapat merangsang agar daun tumbuh optimal sesuai
dengan potensi genetiknya.
Penggantian Pot
Pohon besar yang (mungkin maksudnya ‘jangan’)
terlalu sering dibongkar karena riskan putus akar. Bahkan bila hanya akan memisahkan anak, tidak
perlu membongkar tanaman, tetapi dengan menggali sehingga bagian yang akan
dipotong. Tujuan utama pengantian pot
agar akar leluasa bergerak. Biasanya
dilakukan karena bola akar sudah padat.
Media yang padat menghalangi pembentukan anakan. Selain mengganti pot, biasanya diiringi
dengan memisahkan anakan. Dan mengganti media baru. Proses ini dilakukan setiap 6 – 12 bulan,
tergantung kondisi tanaman. Media yang
digunakan sama dengan sebelumnya, hanya lebih baru. Biasanya, media itu dibuat membumbung. Tujuannya merangsang pembentukan akar. Bila batang atau pangkal batang dipenuhi
akar, memudahkan untuk perbanyakan lewat stek.
Sebab stek batang itu mudah dan cepat membentuk tunas karena mempunyai
kemampuan menyerap hara. Namun ada
batasan kedalaman, yaitu maksimal 8 ruas, terdiri dari 4 ruas tanpa daun dan 4
ruas dengan daun.
Perbanyakan
Ada beberapa teknik
perbanyakan Aglaonema. Diantaranya lewat
pemisahan anakan. Stek dan cangkok.
Perbanyakan dengan stek ada beberapa cara. Ada
cara memotong dengan 1 ruas atau lebih.
Perbanyakan cara ini dianggap paling riskan karena gampang mati. Namun, dengan mengikuti kiat berikut, semoga
bisa berhasil.
Pohon sehat – Siapkan indukan yang
sehat, minimal memiliki 15 daun dan sehat.
Indukan yang sakit akan mengakibatkan tingkat keberhasilan lebih rendah.
Peralatan
Yang Dibutuhkan
– Siapkan peralatan pisau, fungisida, pot dan media untuk perbanyakan.
Korek Lubang – Korek media untuk
menentukan tempat memotong.
Potong
Batang –
Potong batang dengan menyisakan 1-2 lembar daun untuk bonggol.
Hasil
Pemotongan
– Hasil pemotongan menyisakan bahan yang masih panjang.
Olesi
Fungisida
– Olesi luka di bonggol dan sisa potongan agar bebas dari busuk.
Potong Sisa
Potongan
– Potong lagi sisa potongan itu menjadi beberapa bagian dengan memotong 1 – 2
ruas.
Hasil Cacah – Dari 1 pohon diperoleh
8 bibit baru.
Tanam di Pot
Kecil –
Bibit langsung ditanam di pot kecil.
Siram Air
Bersih –
Siram dengan air agar lembab.
Satu Bulan
Bertunas
– Bibit diletakkan ditempat aman, dan bertunas 1 bulan kemudian. Anakan itu bisa dipisahkan 2 – 3 bulan
kemudian, Saat itu akar sudah cukup
banyak. Setelah ditanam, diperoleh
individu baru lagi.
Persiapan Kontes
Untuk persiapan kontes, perlu persiapan beberapa
bulan sebelumnya. Bahkan bisa sampai 1
tahun. Dimulai dengan melakukan
pengaturan anakan agar kelak tumbuh rimbun.
Proses itu dilakukan sekaligus untuk mengganti pot dan media. Anakan yang tidak tumbuh merata pada sisi
tertentu diarahkan sehingga mengelilingi induk.
Biasanya anakan itu muncul sesuai dengan arah daun yang melingkar
seperti spiral. Setelah besar, sosok
keseluruhan jadi kompak. Daun-daun yang
tertekuk karena banyaknya daun diarahkan agar lurus. Bila perawatan diatas diterapkan, tanaman
akan tumbuh optimal. Sehari sebelum hari
H, daun dan batang dibersihkan dari kotoran yang mungkin melekat. Tanaman disemprot dengan Vit B1 untuk
memperkuat ketahanan.
Sumber:
Bpk. Songgo dan Bpk. Wiwik
Parkir Timur Senayan, 27
Juni 2008